Sabtu, 17 Agustus 2013

Melihat Jauh Ke Depan

Minggu, 18 Agustus 2013 4.24

A;hamdulillahi robbil 'alamin
Ya, hari ini adalah hari terakhir cuti setelah merayakan Idul Fitri di kampung halaman, kampung halaman istri saya hehehe.. Alhamdulillah saya diberikan cuti tambahan, jadi cuti sampai total 14 hari.
Dalam masa masa saya berada disana, ada banyak sekali kenangan yang selalu saya ingat,dari mulai melamar istri saya, sampai kemarin kesana sudah membawa 2 anak..

Kalo diingat ingat, kayaknya dulu gak kepikiran, nanti gimana ya kalo udah nikah? repot gak ya ngurus anak? belum ntar nghidupin anak istri, cukup gak ya?
Nah, ternyata semua itu terjawab ketika kita sudah mengarunginya, sudah di dalam posisi menikah, ternyata dengan kita menikah, kita akan dimampukan oleh Allah SWT. Ada beberapa hal yang menjadi pencapaian pribadi saya, yang mungkin pada saat dulu sebelum nikah belum tentu kita dapatkan

Hati yang tenang, walaupun kadang ada masalah yang terjadi, tapi semuanya bisa diatasi. Memang yang paling sering terjadi yaitu perbedaan pendapat, mungkin karena laki laki seringnya berpikir pakai logika tetapi wanita sering berpikir dengan perasaan, jadinya ya terkadang ada kerikil yang menjadi bumbu dalam mengarungi keluarga kecilku..

Ternyata, apabila kita mampu melihat jauh ke depan, hidup kita akan  lebih terarah, lebih terfokus ke arah yang ingin kita capai, lebih bisa menjaga diri tentunya.. saya teringat pada salah satu motto teman saya, menurutnya, mulailah sesuatu dari yang paling akhir, yaitu akhirat katanya

dengan kita mengingat akhirat, kita belajar melihat sesuatu yang belum terlihat, sesuatu yang tidak dapat dicapai dengan panca indra kita, tetapi dapat dicapai dengan mata hati dan nurani kita, sehingga dalam setiap tindakan, kita akan lebih selalu waspada. dengan demikian seseorang yang mengingat kehidupan setelah kehidupan di dunia ini, dia akan selalu berusaha memperbaiki dirinya, juga keluarganya, dan masyarakat sekitarnya, agar bersama sama berusaha memperbaiki kehidupannya, sikap dan perilaku, yang akan menjadi cermin dari orang tersebut..

setelah kita mengawali hidup dari yang akhir, barulah kita menapaki jalan di dunia ini menjadi anak tangga yang akan menyelamatkan kita di alam akhirat nanti. tidak mudah memang, tapi di situlah letak perjuangannya, jihadnya, untuk memperjuangkan sesuatu, pasti ada harganya, ada harga yang harus dibayar, jadi tidak mungkin untuk mecapai sesuati kita hanya bersantai santai, ada ikhtiar yang harus dilakukan agar jalan kita tercapai. tentunya berbeda orang yang ingin menjadi pengusaha, dengan orang yang benar benar ingin jadi pengusaha dan bekerja keras agar usahanya berhasil,, oleh karena itu dibutuhkan keseriusan dalam menjalankan setiap hal yang menjadi tujuannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar